Monday 21 June 2010

LM - A - CT

Ya, siapa yang gak tau? Belakangan ini beritanya terus muncul di televisi, mulai dari infotainment sampai berita, dari orang awam sampai tokoh agama, bahkan para elit politik dan hukum pun ikut angkat bicara. Sekarang giliran saya, saya akan angkat bicara.

Pertama, kalau itu benar mereka, maka saya sangat menyayangkan. Menyayangkan segala kecerobohan mereka. Melakukan - memvideokan - menyimpan videonya - kehilangan laptop - beredar di masyarakat luas. Kalau hanya sampai tahap ke 3, oke, mereka salah, mereka berdosa (dan semua manusia juga pernah berdosa) tapi itu dosa mereka, dosa yang harus mereka pertanggungjawabkan kepada Tuhan. It's none of anyone's business. Cukup masing-masing dari mereka dan Tuhan. 2 tahap terakhir mungkin yang membuat ini menjadi skandal. Skandal yang sudah besar tapi masih terus dibesar-besarkan.
Kedua, apa sih yang membuat masyarakat terus-menerus menghebohkan masalah ini? Apa yang menurut mereka sangat merugikan? Perbuatannya atau peredarannya? Saya capek, bangun di pagi hari dan (lagi-lagi) disuguhi berita tentang mereka. Kenapa juga ada sebagian entah ormas entah masyarakat non organisasi yang sampai mendemo kafe bahkan rumah orang tua mereka? Sampai mengusir dari kota kelahirannya. Ada juga pemerintah setempat yang mencekal mereka untuk datang. Kenapa? Sebelumnya mungkin juga orang-orang itu mengidolakan mereka. Inilah bukti bahwa sebagian masyarakat Indonesia suka membesarkan aib orang lain, suka melihat orang menderita, suka ikut campur, merasa paling gak punya salah, dan mempunyai reaksi yang berlebihan. Hiperbol! Ada lagi orang yang jelas-jelas dulu aibnya terkuak dan sekarang menguak-nguak aib orang lain. Siapa lagi kalau bukan si pengacara 'kondang'. Maksud saya, hellooo... Situ siapa sih? Gak ada hubungan gak ada apa, gak dirugikan pula, kok tiba-tiba ngotot pengen mempidanakan mereka.
Ketiga, tolonglah. Jangan hobi menghakimi orang lain. Berpendapat boleh, sangat boleh. Tapi kalau untuk menghakimi... Coba deh pikir lagi. Gimana kalau kita yang ada di posisi mereka? Jangan bilang "Ah, gak bakalan". You'll never know.

Kalau saya ditanya "Siapa yang salah kalau begitu?". Maka saya akan menjawab "Pengedarnya". Kenapa begitu? Menurut saya, apa yang mereka lakukan, asal untuk konsumsi pribadi mereka dan selama tidak merugikan saya, yasudah! Bukan urusan saya!

3 comments:

  1. betul..betul..betul..i strongly agree..!!WTF for jahat abbas and elsya sarap..!!!

    ReplyDelete
  2. gw paling sebel sama yang ormas2 itu... ini kan cuma masalah ketauan apa ga. padahal yang ga ketauan berzinah bisa aja lebih banyak.

    lagipula yang harusnya didemo tuh media, gara2 mereka menggembor-gemborkan, kan jadinya makin banyak anak2 yang tau keberadaan video itu. pada akhirnya, yang tadinya ga tau dan ga pernah liat, jadi penasaran nyari di internet.

    ReplyDelete
  3. @steffi: mungkin mereka kurang kerjaan kali ya -___-

    @nyai ubi: iya banget biii, mana ormasnya ormas yang udh terkenal hobi bikin rusuh doang, what a shame!

    ReplyDelete