Tuesday 22 May 2012

I hate being too kind

I do a lot of things to makes people happy. I've planned a lot of friends meetups. I've planned reunion. I've planned people's birthday surprises. I gave them gifts. I've treated them.

I shouldn't have done that. That's why I stop.

Pada dasarnya, gw senang melakukan itu semua. Semua gw lakukan secara sukarela. Kadang karena diminta, kadang gak. Gw senang membuat orang merasa dihargai dan diingat. Gw senang mempertemukan dan bertemu dengan muka-muka akrab itu.

Di sisi lain, gw benci karena gw senang melakukan itu.

Ada saat-saat dimana gw sangat merasa kesal dan lebih tepatnya kecewa. Misalnya, jika ditanya menjawab terserah tapi jika gw menetapkan mereka keberatan. Seperti ketika gw tanya: "Bisanya kapan?" atau "Lo free kapan aja?" dan jawaban mereka "Atur ajalah", tapi ketika gw tetapkan tanggalnya, pasti ada saja yang bilang "yah, gw gak bisa tanggal segitu" atau yang paling menyebalkan "minggu depannya lagi dong gw baru bisa".

Ngerti gak kenapa menyebalkan? Ketika mereka bilang gak bisa walaupun gw mengharapkan kedatangannya, then it's okay, maybe next time. Tapi ketika mereka minta ubah tanggal hari bulan blah! Rasanya gw pengen bilang "How selfish you are! Emangnya semua cuma mengharapkan kedatangan lo? Emang yang gw urusin cuma lo doang?" Tapi lagi-lagi karena gw berperan sebagai EO yang baik, gw akan menjawab seadanya ditambah smiley di akhir kalimat.

Mending deh kalo pertemuan skala kecil kayak ketemu temen-temen akrab aja, tapi kalo udah skala reuni... Rasanya pengen gw jambak tuh orang yang kayak gitu.

Dan ada lagi, bedanya ini dengan orang yang bisa datang. I hate to hear their complaints! Kayak "Yaah kok tempatnya kayak gini sih/kok sepi/blah", rasanya pengen gw jadiin samsak. Gini deh, menjadi EO itu bukan kewajiban gw, gw gak dibayar, dan capek. Gw tau mereka kayak gitu sambil bercanda, tapi hargailah orang yang udah capek. Gak usah bayar gw, tapi elunya gak usah banyak cingcong. Tapi lagi-lagi gw hanya melontarkan senyum yang dikulum.

Intinya gw senang menyenangkan orang lain dan akhirnya gw menyadari gw gak mendapatkan yang sebaliknya dari mereka.

That's why I stop. I stop being always there for everyone else and focus on my own needs.

I'm sorry for being such a grumpy, tapi gw capek.