Sunday 18 April 2010

Wisdom Teeth

Pernah mendengar tentang gigi bungsu atau yang lebih populer dengan sebutan wisdom teeth? Atau pernah merasakan mungkin? Berikut penjelasan yang saya ambil dari Wikipedia
Gigi bungsu adalah gigi geraham ketiga yang muncul pada usia sekitar 18-30 tahun. Gigi bungsu termasuk dalam kategori struktur vestigial, yaitu struktur yang fungsi awalnya menjadi hilang atau berkurang sejalan dengan evolusi. Banyak ahli berpendapat bahwa perubahan jenis makanan pada manusia modern dari mentah menjadi dimasak membuat makanan lebih lunak. Selain itu, pemeliharaan gigi modern mengalami kemajuan pesat. Akibatnya kerusakan pada gigi berkurang. Kehadiran gigi bungsu yang diperkirakan dapat membantu bila ada geraham lain yang tanggal menjadi tidak berguna, malah pada kebanyakan orang menjadi masalah.

Masalah pada gigi bungsu:
  1. Karena gigi bungsu tumbuh paling akhir, terkadang rahang tidak memiliki tempat yang cukup untuk gigi bungsu tumbuh dengan wajar. Akibatnya gigi bungsu mendesak gigi geraham yang berada di depannya. Hal ini akan mengakibatkan sakit pada gigi. Masalah ini umumnya diatasi dengan mencabut  gigi bungsu yang baru tumbuh. Bila  gigi bungsu menempati posisi yang sulit untuk dicabut, yang dicabut adalah gigi geraham yang terdesak sehingga gigi bungsu mendapat tempat yang cukup untuk tumbuh.
  2. Terkadang  gigi bungsu tidak muncul dengan sempurna pada gusi. Gusi yang menutupi gigi dapat menyebabkan penumpukan sisa makanan dan bakteri yang dapat menyebabkan infeksi dan sakit pada gigi.
Hmm, dari penjelasan di atas tahukah kenapa disebut wisdom teeth? Konon katanya disebut seperti itu karena gigi ini tumbuh di saat seseorang berusia 18-30 tahun (ada juga yang bilang 17-20, 17-25, dll) yaitu usia di mana dia dianggap dewasa atau bijaksana.
Jumlah gigi pada manusia dewasa normalnya ada 32, yaitu 8 gigi seri, 4 gigi taring, 8 geraham depan, dan 12 geraham belakang (termasuk 4 wisdom teeth). Pada kasus gigi saya ada:
6 gigi seri + 5 gigi taring + (yang agak rancu) 8 geraham depan + 8 1/2 geraham belakang = 27 1/2 kira-kira
Ada 1/2 karena wisdom teeth saya sedang tumbuh sekarang. Sakiiiiit ;( sebenarnya wisdom teeth ini sdh sempat tumbuh sebelumnya, tapi baru muncul ujungnya lalu pending beberapa bulan tidak tumbuh, sekarang si wisdom teeth ini sedang melanjutkan pertumbuhannya.

Siang ini saya berencana ke dokter gigi dan semoga wisdom teeth tidak perlu dicabut. Amin. Hehe

Thursday 8 April 2010

Lalu? Mengapa?

Beberapa orang bilang muka saya terlihat 'tanpa ekspresi', 'datar' atau biasa disebut jg flat, 'kayak gak punya keinginan', 'gak punya nafsu hidup', 'gak berambisi', dsb. Klarifikasi saya: memang beginilah muka saya, mau diapain lg?

Saya punya keinginan, kok. Layaknya manusia lainnya-lah. Cuma saya akui saya tidak ambisius. Kalaupun saya menyukai sesuatu, maka saya menyukai sesuatu itu, bukan serentetan fakta yang menyertai si 'sesuatu' itu. Misalnya:
1. Saya suka bermain basket. dari sd-sekarang, masih suka. tapi saya tidak suka menonton nba, ibl, dsb. bahkan saya hanya tahu beberapa pemain, itupun sekedar tahu nama, tidak hafal mereka dari klub mana, orangnya yang mana pun lupa. saya hanya suka bermain, itu saja.
2. Saya suka lagu tertentu, biasanya saya hanya ingin tahu siapa nama yang membawakan dan apa judulnya karena saya ingin tahu liriknya. Saya tidak langsung mengatakan bahwa saya suka band/penyanyi tersebut, saya juga tidak mencari profil mereka di google, menghafal nama personelnya bahkan tanggal ulang tahunnya. Sungguh, saya tidak peduli. Agak kurang menghargai ya sepertinya? Tapi ya begitulah saya, kecuali saya sangat menginginkannya.
3. I love being well-dressed, tapi saya tidak mempunyai fashion icon. Alasannya, mempunyai fashion icon itu seakan-akan mengiyakan semua yang dikenakan si fashion icon itu oke. Sedangkan saya hanya menyukai apa yang menurut saya oke.
4. Saya cenderung tidak menyukai apa yang orang banyak sukai. Misalnya film Hachiko, saya sudah sejak lama ingin menonton Hachiko (versi Jepang), tapi ketika versi Amerika-nya muncul di bioskop dan orang ramai-ramai membicarakannya, saya kehilangan minat untuk menontonnya. Maaf ya, Hachiko. Rasanya tidak spesial ketika semua sudah meributkannya. Sama seperti rubik's cube. Setelah booming saya enggan menyentuh rubik. Rasa penasaran itu hilang begitu saja.
5. Saya menyukai seni, intinya saya suka apapun yang enak dipandang mata, tapi saya tidak memaksakan diri saya untuk 'terlihat' seniman, too artsy, apalah. Karena menurut saya seni bukanlah persaingan. Saya hanya menyukainya, itu saja.

Saya tidak mengarahkan diri saya untuk menggapai imej tertentu. Jadi apa salahnya dengan tidak menjadi orang yang menggebu-gebu?