Saturday 28 December 2013

The Great Design [Part I]

Hidup ini adalah sebuah desain.

Bicara tentang desain, membuatku teringat akan sesuatu hal. Saat itu, di malam hari, aku mendapat sebuah pesan bbm dari seorang teman kuliah. Ketika kubalas malam itu dia tidak membalas lagi. Mungkin sudah tidur, pikirku. Aku pun tidur setelah itu. Paginya, dia membalas. Dia bercerita tentang bagaimana stressnya mengerjakan skripsi. Temanku itu sedang berusaha untuk mencari perusahaan lain untuk dijadikan subyek skripsi. Aku sangat bisa merasakannya. Bayang-bayang skripsi masih melekat di ingatanku. Aku jadi teringat akan betapa beruntungnya aku bisa mendapatkan perusahaan untuk skripsi dulu.
Saat itu, sekitar 2 bulan sebelum pengumpulan proposal skripsi, aku mengikuti les bahasa Korea. Aku mengikutinya sendiri, berbekal informasi yang kudapat dari google. Orang yang dekat denganku pasti tahu, bahwa aku tidak biasa sepeti itu. Aku yang biasanya, tidak akan mau mengikuti suatu hal tanpa ada teman bersamaku. Untuk alasan praktis aku berubah. Aku pikir aku tidak akan memulai jika apa-apa harus ada temannya. Akhirnya aku terpaksa untuk berkenalan dengan orang-orang baru. Terpaksa untuk approach mereka terlebih dahulu. Dan pada akhirnya aku menemukan 2 orang teman yang bekerja di stasiun televisi milik Negara. Dari merekalah aku mendapatkan jalan untuk mengirimkan permohonan penelitian skripsiku. Diterima.
Aku tidak mempunyai koneksi, terutama karena perusahaan yang kucari juga memiliki lingkup tertentu. Bisa saja aku belum menyelesaikan skripsiku sekarang jika aku tidak memulai les bahasa Korea. Tidak terpikirkan sebelumnya kalau itu semua merupakan sebuah desain.

Cerita lainnya adalah tentang satu pasangan.

Ega adalah saudara sepupuku. Nenek dari Ega dan kakekku adalah kakak adik. Aku mengenalnya sejak kecil, tentu saja, karena dia saudaraku yang juga dari Jakarta.
Vya adalah teman karibku dari SMA sampai sekarang. Vya merupakan orang yang sangat ramai dan ceria. Berbeda dengan aku yang lebih introvert. Kami berteman baik. Bercerita tentang banyak hal. Sewaktu SMA dulu, aku sempat mengenalkan dia dengan sepupuku yang lain, tapi tidak berjalan lancar. Setelah itu aku sempat ingin mengenalkan dia dengan Ega, tetapi tidak jadi, aku tidak tahu nomor telepon genggam Ega dan entah mengapa dulu aku pikir "sudahlah nanti kalau waktunya Vya punya pasangan juga ia akan mendapatkannya, sudah tidak perlu dikenal-kenalkan lagi."
Beberapa tahun kemudian, Ega dan Vya berkuliah di kampus yang sama dengan jurusan yang sama. Mereka berteman tanpa harus aku kenalkan. Entah 1 atau 2 tahun berlalu pada akhirnya mereka memutuskan untuk jalan bersama setelah Vya memutuskan hubungan dengan pasangan sebelumnya. Hubungan Ega dan Vya masih berlangsung sampai sekarang. Kalau dulu aku mengenalkan mereka, ceritanya bisa berbeda.

Hidup ini bukan essay, melainkan pilihan ganda di dalam pilihan ganda.

Bisa jadi konsep parallel universe itu benar adanya.

Sunday 22 December 2013

Black & White

Life isn't always black and white, they said.

Your mistakes makes you a wiser person. You learn to accept other people's flaws. You learn to understand why, at some point, people do the wrong things.

Sunday 15 December 2013

Peluk

Mengutip sebuah karya dari Dee Lestari berjudul Peluk.



"Habis ini, lalu apa? Kamu sendirian. Aku sendirian. Buat apa? Kenapa kita tidak berdua lagi saja?"

Suaramu pertama dalam setengah jam terakhir.


Mulutku refleks membuka, ingin menjawab. Tapi tak ada bunyi keluar selain tiupan karbondioksida. Aku tak tahu jawabannya. Aku tidak tahu sesudah ini lantas akan terjadi apa. Aku tidak ingin bersamamu cuma karena enggan menangani kesendirian. Aku tidak ingin bersamamu cuma karena enggan sendiri. Kau tidak layak untuk itu. Seseorang semestinya memutuskan bersama orang lain karena menemukan keutuhannya tercermin, bukan ketakutannya akan sepi.

Hati ini adalah air, aku lantas menyimpulkan. Baru mengalir jika menggulir dari tempat tinggi ke tempat yang lebih rendah. Ada gravitasi yang secara alamiah menggiringnya. Dan jika peristiwa jatuh hati diumpamakan air terjun, maka bersamamu aku sudah merasakan terjun, jumpalitan, lompat indah. Berkali-kali. Namun kanal hidup membawa aliran itu ke sebuah tempat datar, dan hatiku berhenti mengalir. Siapa yang mengatur itu? Aku pun tak tahu. Barangkali kita berdua, tanpa kita sadari. Barangkali hidup itu sendiri, sehingga sia-sia menyalahkan siapa-siapa.

Aku ingin mengalir. Hatiku belum mau mati. Aliran ini harus kembali memecah dua agar kita sama-sama bergerak. Sebelum kita terlalu jengah dan akhirnya pasrah dalam amarah.


Rectoverso
Dee Lestari

Sunday 8 December 2013

Nice ≠ Kind

Dan berlaku sebaliknya.

Saya merupakan orang yang sering disalahpahami (kasarnya 'kurang disukai') karena saya tidak termasuk dalam kategori nice people. Sedangkan pemikiran orang banyak adalah selalu nice = kind. Ketika kita tidak nice maka banyak orang akan menganggap kita tidak kind bahkan jahat / antagonis / apalah. Mungkin banyak orang dari masa sekolah yang merasa saya jahat, jutek, apalah kepada mereka padahal faktanya bahkan saya tidak pernah memikirkan mereka. Apalagi berniat dan melakukan perbuatan jahat ke mereka. Buat apa? Masih banyak hal lain yang harus saya pikirkan. Dohh

Oh iya sekedar menjelaskan juga, bukan berarti nice people tidak bisa menjadi kind people atau sebaliknya. Yang perlu saya tekankan adalah, nice dan kind adalah sesuatu yang mungkin terlihat sama tapi sangat berbeda.

Nice people bisa jadi merupakan kind people, tetapi bisa juga bukan.

Kind people bisa jadi merupakan nice people, tetapi bisa juga bukan.

Nice people seringnya mendapat perlakuan menyenangkan dari siapa pun. Tentu karena perlakuannya yang membuat orang lain merasa nyaman dan diterima. Ini sama sekali bukan hal buruk. Sama sekali bukan. Ini adalah hal yang baik. Yang membuat saya tidak terima adalah, ketika orang-orang yang tidak termasuk kategori nice people dianggap jahat / tidak menyenangkan tanpa mengenal mereka terlebih dahulu.

Kind people biasanya baru akan disadari oleh orang lain jika mereka sudah mengenalnya cukup dalam. Saya tidak katakan mengenal cukup lama, karena kenal lama bukan berarti kenal dekat dan dalam.

Selama ini saya sudah pernah bertemu dengan semuanya. Nice people yang kalo di belakang jahat. Kind people yang kelihatannya jutek. Juga nice people yang merupakan kind people. Lengkaplah sudah.

Dunia akan terasa lebih baik jika kita mau melihat lebih dalam. Jika kita mau mendengar lebih jauh. Dan jika kita mau menerima bahwa kita tidak selalu benar.

Love,
Citaureau