Tuesday 26 March 2013

Focus on what really matters

Sebelumnya saya meminta maaf untuk semua yang memegang dan menyetujui pemahaman seperti paragraf di bawah ini.

Pernah kan pasti mendengar kalimat mengenai betapa kita diremehkan oleh orang lain dan kita tidak perlu merasa down karena apa yang orang lain tersebut katakan melainkan kita hanya perlu membuktikan kalau mereka salah menilai kita?

Buat apa?

IMHO, apapun yang menurut kalian penting dalam hidup kalian, lakukan. Usahakan. Apapun yang mau kalian lakukan dalam hidup kalian, lakukanlah untuk kebaikan kalian sendiri. Untuk apa yang kalian inginkan. Bukan semata-mata untuk membuktikan pada orang lain bahwa mereka salah. Seandainya mereka bilang kalian gak jago berkuda dan kalian memang tidak suka / ingin / harus bisa berkuda, maka tidak usah repot-repot membuktikan mereka salah. Kalaupun mereka benar, biarkanlah. Focus on what really matters.

Cheers! :)

Saturday 23 March 2013

Freedom

Terkadang kita membatasi kebebasan kita sendiri karena kita tidak dapat terbebas dari rasa bersalah.

Monday 18 March 2013

Koi No Yokan

I accidentally found this term.

Koi No Yokan (Japanese):
Koi No Yokan is a truly beautiful concept. It can defined the sense can have upon first meeting another person that the two of them are going to fall in love. In other words, it is the knowledge one has that he/she is going to fall in love with another person. This differs from the idea “love at first sight” in that it does not imply that the feeling of love exists, rather it refers to the knowledge that a future love is inevitable.

Source: http://www.hightowerflashes.com/untranslateablewords.html

Something I've never heard before. And, yes, it is beautiful.

Thursday 14 March 2013

Hari ini

Transport, motorways, and tramlines
Starting and then stopping
Taking off and landing
The emptiest of feelings
Disappointed people, clinging onto bottles
And when it comes it's so, so, disappointing

Sore ini entah kenapa tiba-tiba saya merasa... kosong. You can never understand women's emotion. Saya pun juga terkadang tidak mengerti apa yang sedang saya rasakan. Teman-teman kantor mengajak nonton (yang tadinya dalam hati saya berniat akan ikut di acara nonton bareng selanjutnya), tapi saya, entah kenapa, tidak ingin. Saya juga tidak ingin pulang. Tidak juga ingin berada di kantor. Dan tidak ingin kemana-mana. Karena itu saya memutuskan untuk pulang, karena walaupun tidak ingin, saya tahu pada akhirnya saya harus kemana.
Pada perjalanan pulang saya menaiki patas dan seperti yang sudah diduga, berdiri. Berarti saya tidak bisa tidur. Sehingga di perjalanan saya terus menerus mendengarkan lagu sembari line / whatssap sesekali. Saya tidak ingin pikiran saya kosong. Saya pun tidak tahu mengapa, maksudnya, memang apa yang akan terjadi jika pikiran saya kosong?
Sampai detik ini, saya menulis dengan earphone di kedua telinga. Tidak tahu apa yang ingin saya lakukan selanjutnya. Saya tidak ingin tidur, tapi sepertinya itu hal yang akan saya lakukan setelah selesai menulis.

Dan... ah, lagi-lagi saya lupa untuk membawa pulang aseton.

Friday 1 March 2013

Thoughts

The idea of who's better than who is so boring.

It may sound cliche, tapi saya masih percaya bahwa setiap orang punya kelebihan dan (tentunya) kekurangan masing-masing. Hanya saja kelebihan dan kekurangan tersebut tidak selalu terlihat dan bergantung juga dengan sikon masing-masing orang. Misalnya, ulangan matematika. Tidak semua orang merupakan ahli matematika. Tetapi ketika kita diharuskan untuk mengikuti ulangan matematika, maka hanya dari ulangan tersebutlah kita dinilai. Ulangan matematika tidak peduli jika kita ahli dalam berolahraga. Dan sebaliknya, tes  lari tidak peduli akan jumlah rumus yang kita kuasai. Hampir tidak ada orang yang ahli dalam segala hal. Paling tidak bukan dari orang yang saya pernah kenal.

Mungkin kita juga dapat melihat sesuatu kelebihan dan kekurangan dari dimensi lainnya. Mungkin ada orang yang tidak ahli dalam segala pelajaran. Hanya saja, mungkin ia adalah orang yang memiliki interpersonal skills yang sangat baik. Atau mungkin saja secara materi ia sangat berkecukupan. Atau secara fisik sangat menarik. Atau memiliki keluarga yang utuh dan harmonis. Atau kelebihan-kelebihan lainnya yang akan terlalu luas untuk diperinci.

Banyak orang yang merasa kurang atau tidak memiliki kemampuan untuk berbicara di depan umum (dan saya salah satunya). Tetapi tidak banyak yang menyadari bahwa menjadi pendengar yang baik tidak kurang pentingnya dari menjadi pembicara yang baik. Dan banyak yang berpikir bahwa 'hebat' adalah ketika seseorang dapat menjadi pembicara yang baik, bukan menjadi pendengar yang baik.

Paradigma.